15 April, 2014

Metode Socrates

Banyak orang berpandangan bahwa kemanapun seorang Sarjana Hukum pergi, dalam kepalanya terdapat katalog panjang mengenai informasi dan peraturan-perundangan, yang tersimpan rapih pada memori otak di kepala mereka, yang seketika bisa dikeluarkan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang terlontar melalui pendapat hukumnya.

 

Sebenarnya, dalam setiap pertanyaan hukum hampir tidak pernah diperoleh jawaban yang sama, hitam atau putih, a atau b, karena tugas sejati seorang Sarjana Hukum, bukan mengahafal mati setiap hukum secara tertulis dan segalanya harus sesuai, melainkan SH harus memahami prinsip-prinsip hukum yang berlaku di masyarakat, serta bagaimana menerapkannya pada berbagai macam situasi yang nyata dan berbeda, karena akan ditemukan pendapat yang berbeda dalam setiap situasi atau keadaan.

 

Misalkan dalam suatu perkara pembunuhan, akan memiliki sanksi pidana yang berbeda, padahal orang yang melakukan tindak pidana pembunuhan adalah sama-sama orang dewasa. Demikian dalam perkara lain yang memiliki nuansa penganturan hukum yang sama, bisa saja ditemukan putusan [sanksi] yang berbeda.

 

Kemampuan seperti inilah yang disebut ‘cara berfikir Sarjana Hukum’ yang akan diajarkan pada fakultas hukum. Atau bagaimana fakultas hukum mengajar anda berfikir selayaknya Sarjana Hukum?

 

Sebagian besar dosen di Fakultas Hukum, banyak yang menerapkan teknik yang disebut “metode socrates”. Metode pengajaran kepada mahasiswa fakultas hukum dilakukan sebagai berikut :

 

>> Dosen akan menetapkan materi yang akan diajar [melalui satuan acara perkuliahan dan silabus ajar] serta memberikan berbagai referensi buku bacaan. Namun sebagian besar waktu dikelas, tentu tidaklah akan cukup untuk membaca ketika perkuliahan berlangsung, sehingga seorang dosen akan menjelaskan dan mengajarkan prinsip-prinsip hukum kepada mahasiswanya ;

 

>> Berdasarkan materi bacaan dan prinsip hukum tersebut, seorang dosen [misalnya] akan menerangkan serangkaian pendapat dan pertimbangan hukum yang dikeluarkan Pengadilan dalam kasus-kasus nyata ; selanjutnya

 

>> Dosen akan memberikan serangkaian pertanyaan kepada mahasiswa, untuk memperoleh jawaban dan pendapat mahasiswa, termaksud pendapat anda sendiri sesuai dengan apa yang telah diajarkan. Metode tanya-jawab secara lisan untuk meminta pendapat anda ini merupakan ‘jantung dari metode socrates’.

 

Metode socrates akan memberikan tantangan, kepada mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan untuk membuat, menyampaikan dan memberikan analisa hukumnya, hal ini bisa dilakukan melalui sebuah diskusi hukum antara mahasiwa dan dosen. Aktivitas ini akan membawa kita kepada kekayaan pengetahuan dan pengalaman mendalam, baik dalam kemampuan percakapan [hukum secara ilmiah].

 

Melalui metode ini, baik yang dilakukan dengan sesama dosen, mahasiswa, maupun antara sesama praktisi hukum, kita akan memperoleh wawasan hukum yang lebih mendalam, bahkan bisa menemukan sebuah konsep hukum lain yang [mungkin] belum kita peroleh di bangku kuliah.

 

Metode Socrates, diambil dari nama ‘Socrates’ yaitu seorang filsuf Yunani Kuno, yang mengajarkan kepada muridnya dengan mengajukan serangkaian pertanyaan, dan secara perlahan membimbing muridnya untuk berlawanan dengan dirinya sendiri, memaksa mereka untuk bertahan secara positif melalui argumentasi [opini] yang mereka [siswa] kemukakan. Melalui metode ini, Socrates mengajarkan para mahasiswa bagaimana berfikir secara logis, rasional dan kritis.

 

Seorang dosen hukum akan menggunakan metode socrates untuk membantu siswanya dan ‘memancing’ mereka keluar dari penalaran dan prinsip-prinsip hukum yang berlaku, dan masuk ke dalam sebuah fakta hukum, membuat argumentasi ilmiah tentang bagaimana menalar dan menerapkan prinsip-prinsip hukum untuk diterapkan terhadap sebuah fakta-fakta hukum yang berbeda. Metode ini, bisa dilakukan dengan berbagai cara antara lain :

1/ Seorang dosen akan memanggil mahasiswa secara acak ;

2/ Meminta mahasiswa tersebut membacakan tentang terjadinya sebuah kasus ;

3/ Terhadap kasus tersebut dosen mengajukan serangkaian pertanyaan, guna memperoleh kesimpulan, mengapa sebuah sebuah kasus diputus demikian atau dengan cara tertentu.

4/ Mahasiswa diperkenankan untuk memberikan argumentasi, bahkan memberi  ‘spekulasi penyimpangan hukum secara ilmiah’ ;

5/ Karena semua ini terjadi di dalam kelas dan dihadapan seluruh siswa, tidak tertutup kemungkinan siswa lain yang menerapkan metode socrates akan saling mengintimidasi [secara positif] ; dan pada akhirnya

6/ Tidak ada jawaban yang benar.

 

Kegiatan ini merupakan hal yang menantang, karena metode tersebut membantu kita menjadi sarjana hukum yang lebih baik. Ketika kita diminta untuk menjawab dan memberi sebuah opini [hukum] di dalam kelas, yang dipandu berdasarkan pertanyaan dosen, maka dosen tidak hanya membawa kita kepada sebuah jawaban, melainkan juga metode analisa yang diperlukan untuk mencapai jawaban tersebut. Satu-satunya fokus seseorang dalam kegiatan tanya-jawab tersebut adalah untuk menemukan jawaban yang benar, namun akhirnya kita menyadari bahwa tidak ada jawaban yang benar, tetapi kita menemukan jawaban logis yang didasari sebuah analia hukum yang kuat.

 

Sebagai TIPS dalam penerapan metode socrates, terdapat beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi beberapa ketegangan :

 

>> Anda harus benar-benar siap hadir dalam sebuah kelas perkuliahan, tidak cukup hanya dengan membaca referensi yang ditugaskan, tetapi juga harus mengarahkan pikiran dan menghayati sebuah kasus. Hal ini bisa kita lakukan dengan cara menuliskan fakta-fakta dan berfikir menalar. Tindakan ini sangat bermanfaat untuk mengingat kembali sebuah ‘kata-kunci’ dari sebuah fakta dibutuhkan.

 

>> Ajukanlah kepada diri kita sendiri berbagai pertanyaan, misalnya mengapa kasus ini diputus demikian atau mengapa harus dengan proses tersebut, sehingga akhirnya timbul sebuah fakta hukum yang penting. Kegiatan ini akan melahirkan pemahaman secara menyeluruh dan bermanfaat bagi diri kita sendiri, terhadap sebuah materi, fakta dari sebuah kasus, selain itu akan memudahkan anda berfikir mandiri, yang bermanfaat apabila anda akan diminta secara mandiri untuk memberikan pendapat hukum.

 

>> Tetaplah santai dan tunjukan sikap tenang, yang perlu anda ingat bahwa inti dari metode socrates adalah tidak untuk menemukan misteri kebenaran, namun mengajarkan kita bagaimana cara berfikir seorang Sarjana Hukum, agar dapat berfikir dan merenungkan pertanyaan hukum, karena pada akhirnya anda akan sering menemukan jawaban Tidak bahkan jawaban yang tidak memuaskan. Melalui ketenangan akan memampukan anda sebagai Sarjana Hukum, untuk berfikir jernih, tidak merasa panik untuk menyatakan terhadap suatu hal, fakta atau pendapat orang lain yang salah.

 

Metode Socrates bisa menjadi sebuah hal yang sangat menakutkan, anda bisa menjadi gelisah bahkan panik [misalkan dalam sebuah ruang sidang atau bahkan pada kelas hukum sekalipun], terutama bagi anda yang baru menjadi mahasiswa/i fakultas hukum. Namun disini anda akan mengalami pendidikan dan pelatihan intelektual yang menyegarkan, akan merangsang cara berfikir dan bertindak anda sebagai Sarjana Hukum.